Labuan Bajo, Kominfo Mabar-Wakil Bupati Manggarai Barat dr. Yulianus Weng, M. Kes membuka Workshop 2022 EASICO capacity Buiding Workshop by Indonesia Waste Platform. Kegiatan ini dengan tema Collective Impact Approach On Reducing Marine Debris, dan dilaksanakan di Jayakarta Hotel Labuan Bajo, Senin (13/06).
Workshop diselenggarakan oleh Indonesian Waste Platform (IWP). IWP merupakan organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2015 yang mendukung kemajuan dan percepatan solusi krisis iklim dan limbah global dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dalam kegiatan ini IWP bekerjasama dengan PEMSEA (Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia) atau Kemitraan dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk laut Asia Timur yang merupakan organisasi antar pemerintah yang beroperasi di Asia Timur.
Organisasi ini bertujuan untuk mempromosikan dan memelihara laut, pesisir, masyarakat dan ekonomi yang sehat dan tangguh di seluruh kawasan.
Selain itu IWP juga bekerja sama dengan OSEAN atau Jaringan Laut Asia Timur yang merupakan lembaga peneliitian dan kelompok sipil nirlaba yang berfungsi melindungi lingkungan laut dari pencemaran sampah laut melalui penyelidikan, penelitian, pendidikan, pengembangan kebijakan dan kerjasama international.
OSEAN merupakan koordinator negara-negara yang tergabung dalam International Coastal Cleanup (ICC) di Korea.
Rencananya workshop ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 13 sampai dengan 16 Juni 2022. Adapun hasil yang diharapkan dari Workshop ini adalah, para peserta memahami dan mengetahui cara pengelolaan sampah serta solusi terhadap penyelesaian masalah sampah di Indonesia.
Karena sampah masih merupakan masalah yang kompleks dan menjadi tanggung jawab induvidu dan lembaga melalui pendekatan yang kolektif, pelibatan pemangku kepentingan, komunikasi berkelanjutan dan sinergi agenda demi mencapai tujuan mengurangi 70% kebocoran limbah ke lingkungan di Indonesia pada tahun 2040.
Wakil Bupati Yulianus Weng dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam pembangunan pariwisata pemda Manggarai Barat mengacu pada 3 prinsip penting yaitu partisipatif, berbudaya dan berkelanjutan.
Menurut wabup Yulianus Weng, pembangunan pariwisata boleh berkembang dengan pesat, akan tetapi tidak boleh merusak lingkungan, sehingga pariwisata ini bisa dinikmati oleh anak cucu kita dimasa yang akan datang.
“Yang paling penting adalah pembangunan pariwisata boleh berjalan dengan pesat, tetapi tidak boleh merusak lingkungan, karna kita semua berharap bahwa pembangunan pariwisata ini tidak hanya kita yang nikmati tetapi dinikmati anak cucu kita”, ucapnya.
Wabup Yulianus menyambut gembira dengan kegiatan ini mengingat isu lingkungan menjadi krusial dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Lebih lanjut wabub Yulianus menegaskan bahwa Pemerintah Manggarai Barat sangat konsen dengan isu lingkungan baik darat maupun laut.
“Dalam rangka menjaga laut kita, pemda Manggarai barat telah berkoordinasi dengan Polisi Air dan Danlanal untuk mencegah kegiatan-kegiatan yang merusak lingkungan laut seperti pengeboman ikan dan pencuruan terumbu karang”, Tegasnya.
Hal lain yang disampaikan Wabup Yulianus dalam pembukaan workshop ini adalah bahwa pemerintah Manggarai Barat belum mengoperasikan kuliner Kampung Ujung, karena belum mempunyai Ipal.
Menurut Wabup Yulianus,Pemda mangarai Barat telah berkoordinasi dengan kementrian PUPR untuk dialokasikan anggaran untuk Ipal Kuliner Kampung ujung.
Hal ini disampaikan Wabup Yulianus sebagai wujud komitment Pemerintah Manggarai Barat untuk menjaga laut agar tidak tercemar oleh limbah kuliner.
Diakhir sambutannya Wabup Yulianus mengapresiasi kelompok anak muda yang setiap hari Jumat mengumpulkan sampah dari pulau-pulau dan dibawah dengan perahu ke Labuan Bajo. Dirinya berharap agar kegiatan posotif ini terus berkelanjutan sampai masyarakat kita peduli akan sampah.
“ Kita tentu berharap, agar kegiatan-kegiatan yang baik ini pelan-pelan menggugah masyarakat Manggarai Barat terutama Labuan Bajo agar peduli terhadap Sampah”, Harapnya.
Sementara itu melalui zoom Menteri Kelautan dan Perikanan Korea Selatan mengatakan bahwa dirinya menyadari bahwa persolan sampah lautan merupakan persoalan trans nasional, karnanya persolan itu tidak hanya menjadi isu lokal atau nasional saja melaikan menjadi isu internasional dan perlu keterlibatan secara kolektif dari negara-negara untuk secara serius membicarakan masalah sampah laut.
Dirinya juga mengapresiasi negara-negara di asia yang memutuskan untuk berkolaborasi dalam penanganan masalah ini.
Koordinator Nasional IWP sekaligus penyelenggara acara Workshop Marta Muslin, mengatakan pihaknya bersyukur kerja kami mendapat dukungan dunia internasional, sehingga inisiatif-inisiatif dalam upaya mengatasi persoalan sampah laut bisa direplikasi dan di kembangkan menjadi lebih besar di masa yang akan datang, sehingga Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas bisa menjadi destinasi yang nyaman, bersih dan sehat tidak saja untuk wisatawan tapi juga untuk warganya.
Peserta yang hadir dalam Workshop ini berjumlah 40 orang, 8 (delapan) orang peserta International yang terdiri dari 1 orang dari Belanda – Internasional Waste Platform, 1 Swiss-Bali Waste Platform, 1 Australia-PEMSEA, 2 Vietnam-Greenhub, 1 Philipine-ICC, 2 Korea-OSEAN, 2 German-MBRC, dan 32 orang peserta local yang merupakan anggota komunitas sampah Labuan bajo
Untuk diketahui kegiatan Workshop 2022 EASICO capacity Buiding merupakan kegiatan pertama kali di Negara-negara yang mendapat dukungan dari Pemerintah Korea dan Labuan Bajo ditunjuk sebagai Model bagi kota-kota lain di Indonesia bahkan di international.
(Tian Candra-Tim IKP Mabar)