Labuan Bajo, Info Publik,-
Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, M.Kes., memimpin rapat koordinasi dengan beberapa instansi, dengan agenda terkait dampak kekeringan berkepanjangan yang melanda Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat. Kekeringan berkepanjangan, menyebabkan terjadinya gagal tanam.
“Kasus kekeringan yang berkepanjangan ini memang yang lapor hanya Camat Boleng. Tetapi sesungguhnya, ini kondisi umum yang terjadi hampir di semua kecamatan di Manggarai Barat,” ujar Wabup Yulianus saat memimpin rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Bupati, Rabu (07/02/2024).
Terkait laporan dari Camat Boleng, Wabup Yulianus meminta kepada Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Barat, untuk segera melakukan kroscek di lapangan, untuk mengetahui jumlah warga, baik yang gagal tanam maupun yang terancam gagal panen. Hal itu di maksudkan agar bisa menentukan bentuk intervensi yang harus di lakukan.
"Saya minta Kepala Dinas Pertanian untuk menerjunkan staf atau melalui Penyuluh Pertanian untuk melakukan pendataan, mana yang tergolong gagal tanam dan mana yang gagal panen. Data sangat di perlukan guna mengetahui seperti apa bentuk intervensi yang akan di lakukan," ujar Wabup Yulianus.
Jika terjadi gagal tanam, Wabup Yulianus menyarankan agar lahannya tetap dimanfaatkan dengan mengganti jenis tanaman. Demikian jika terjadi gagal panen, maka pihak Dinas harus mencari solusi yang cepat dan tepat.
Untuk penanganan jangka panjang, Wabup Yulilanus meminta Dinas untuk merencanakan pembangunan embung, di daerah-daerah yang terancam, sehingga bisa di anggarkan dalam anggaran tahun 2025 mendatang.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat, Laurensius Halu dalam kesempatan yang sama mengatakan, bahwa sesuai laporan dari Camat Boleng, ada 3 (tiga) desa yang butuh intervensi segera, akibat gagal tanam. Ketiga desa itu adalah Golo Ketak, Mbuit dan Golo Sepang.
Dikatakannya, luas tanam padi sawah di Kecamatan Boleng Desember 2023 hingga 5 Februari 2024, adalah 2.673,5 hektar, dengan rincian irigasi tehnis 718 hektar, dan tadah hujan 1.855 hektar.
Indeks Pertanaman, tanam satu kali 1.188,5 hektar, tanam 2 kali 1.266 hektar, tanam 3 kali 119 hektar.
Realisasi tanam Oktober -Desember 2023 hingga -Februari 2024 seluas 2.146,15 hektar atau 87,31 persen.
“Sisa yang belum di tanam akhibat kekeringan di desa Golo Sepang seluas 311,85 hektar yang tersebar pada 23 kelompok tani dan 502 petani,” ujar Kadis Laurensius.
Untuk mengantisipasi dampak kekeringan di Kecamatan Boleng, pihaknya melakukan berbagai langkah. Untuk jangka pendek, yakni dengan mengerahkan mesin pompa air, mengalihkan para petani ke tanaman palawija dan holtikultura, memberi bantuan benih unggul, menggelar pasar murah dan melakukan koordinasi dengan BMKG.
Sedangkan langkah jangka panjang, yakni dengan menggunakan varietas genjah toleran terhadap kekeringan dan tahan terhadap hama penyakit, membangun embung, membangun lumbung pangan desa, membangun sumur bor solar cel dan gerakan tanam serentak.
Sementara itu, Pimpinan Bulog Manggarai Barat, Fuad yang hadir pada kesempatan itu menginformasikan, bahwa stok beras di Bulog Manggarai Barat saat ini masih aman.
“Stok yang tersedia di gudang ada 900 (sembilan ratus) ton. Yang saat ini sedang dalam perjalanan sebanyak 2.250 ton. Dengan demikian, maka stok beras kita akan terjamin hingga satu bulan ke depan,” jelas Fuad.
Sedangkan untuk mengatasi kondisi darurat, lanjut Fuad, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan serta pihak terkait, terutama untuk menentukan lokus. (Gonza/Frumen-Tim IKP Kominfo Mabar)