Labuan Bajo, Kominfo
Untuk mencegah siswa putus sekolah di NTT, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar kegiatan Fasilitasi dan Advokasi Gerakan Pencegahan Siswa Rentan Agar Tidak Putus Sekolah, di Labuan Bajo.
Irfan Hary Prasetya, Ketua Kelompok Kerja, Data, Perencanaan dan Penjaminan Mutu pada direktorat pendidikan SMA Kemedikbudristek, dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama 4 hari, terhitung tanggal 12 hingga 15 Juni di Hotel Jayakarta, Labuan Bajo.
Hadir sebagai peserta pada kegiatan ini adalah 91 kepala sekolah atau perwakilan dari satuan pendidikan tingkat menengah atas yang tersebar di 22 kabupaten/kota di NTT.
Adapun yang melatarbelakangi dilaksanakannya kegiatan ini, lanjut Irfan, adalah bertolak dari fakta angka siswa putus sekolah yang tetap ada di setiap daerah.
“Siswa putus sekolah dari tahun 2016 hingga 2022 memang relative turun. Tetapi kecenderungan terjadinya siswa putus sekolah tetap dan selalu ada,” kata Irfan.
Selanjutnya, berdasarkan hasil nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) provinsi NTT, terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, kecuali pada tahun ajaran 2019/2020.
Adapun sebaran kabupaten/kota dengan layanan pendidikan yang masih rendah berdasarakan sebaran APK sekolah menangah tahun ajaran 2019/2020 terdapat di Kabupaten Malaka, yakni 67,01 persen.
“Ini berarti ada sekitar 32,99 persen anak di Malaka tidak sekolah,” jelas Irfan.
Selanjutnya, Irfan menyebut Kabupaten Flores Timur dengan jumlah anak usia sekolah yang tidak sekolah, yakni 13,48 persen. Dan untuk Kabupaten Manggarai Barat, jumlah anak yang tidak sekolah sebanyak 13,32 persen.
Data dari 3 kabupaten itu menjadi salah satu latar belakang diselenggarakannya kegiatan yang difasilitasi Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Pemerintah Propinsi NTT di Labuan Bajo ini.
Pada kesempatan itu Irfan juga menjelaskan tentang tujuan diselenggarakanya kegiatan ini, yakni : melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada stakeholder terkait gerakan pencegahan siswa rentan agar tidak putus sekolah.
“Tujuan lainya adalah tersusunnya rencana tindak lanjut terkait gerakan pencegahan siswa rentan agar tidak putus sekolah dan untuk mewujudkan kerja sama yang baik dan komitmen yang kuat antara pemerintah pusat dengan pemerintah propinsi NTT dalam rangka pencegahan siswa rentan putus sekolah,” papar Irfan.
Sementara itu, Bupati Maggarai Barat, Edistasius Endi, yang hadir untuk menyampaikan sambutan dan membuka kegiatan itu, menyampaikan terima kasih kepada Kemendikbudristek, khususnya Direktur pendidikan SMA yang telah memilih Labuan Bajo sebagai tempat diselenggarakanya kegiatan tingkat propinsi ini. (EfjE – Tim IKP Kominfo)